BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Hutan Indonesia dikenal memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun dalam beberapa decade terakhir produksi kayu mengalami berbagai permasalahan serius yang menyebabkan lesu serta merosotnya industry perkayuan Indonesia. Untuk itu harus menganut azas manfaat dan lestari, dimana potensi lain masih banyak yang dapat dikelola,l dimanfaatkan, dan dikembangkan guna mendukung program pemberdayaan masyarakat.
Salah satu komoditas hutan yang mermiliki potensi dan nilai ekonomis tinggi adalah hasil hutan bukan kayu (HHBK), yang beraneka ragam jenis, habitus, ekologis dan manfaatnya. Karakteristiknya yang mampu menghasilkan produk berguna bagi masyarakat, memiliki peluang yang sangat potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan.
Bambu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, dan bambu banyak tumbuh di hutan, pedesaan, pinggiran sungai sampai pegunungan. Bambu mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat di pedesaan, karena bambu memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan , karena memiliki batang yang kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dikelola, mudah dibentuk dan dikerjakan (Pusinfo,2008).
Berbagai jenis bambu tumbuh di Indonesia, dan sejak dulu telah banyak dimanfaatkan untuk aneka keperluan dalam kehidupan masyarakat, seperti misal alat transportasi, bahan bangunan, peralatan rumah tangga, alat musik, barang kerajinan dan lain sebagainya. Bahkan dalam kehidupan modern seperti saat ini, bambu juga telah dimanfaatkan sebagai komoditi ekspor dengan aneka bentuknya.
Dalam tulisan ini akan diinformasikan tentang bambu sebagai hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan sebagai barang kerajinan dalam mendukung program pemerintah guna memberikan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat yang berada di dalam maupun di sekitar hutan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Oleh karena itu perlu adanya peran dari berbagai pihak, baik dalam pengembangan tanaman bambu itu sendiri maupun pemanfaatannya sebagai barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sehingga pemanfaatan sumberdaya alam melalui tanaman bambu dapat memberikan keseimbangan baik aspek ekologis, sosial maupun ekonomis
b. Maksud dan tujuan
Maksud penulisan ini antara lain sebagai bahan informasi tentang potensi hasil hutan bukan kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dan memberikan pendapatan kepada masyarakat. Dalam pemanfaatan bambu sebagai barang kerajinan tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan produktif dalam upaya meningkatkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.
Adapun tujuan penulisan ini antara lain sebagai berikut :
- Bahwa pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dalam mendukung program nasional dengan program-program prioritas dephut perlu melibatkan masyarakat sebagai pelaku yang didukung oleh pihak terkait.
- Pengembangan dan pengelolaan hutan memerlukan unit management sebagai wadah kelembagaan bagi masyarakat di dalam dan sekitarnya agar dapat berfungsi secara maksimal dalam mendukung peningkatan pendapatan melalui kegiatan kerajinan tersebut.
- Pengelolaan dan pemanfaatan tanaman bambu dapat mengidentifikasi potensi hasil hutan bukan kayu dengan meningkatkan peran masyarakat melalui kegiatan kerajinan.
- Mewujudkan pembangunan daerah yang adil dan merata dalam hal ketersediaan lapangan kerja dan berusaha melalui sektor kehutanan
- Mencari persamaan persepsi bagi para pihak dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui sektor kehutanan melalui kegiatan kerajinan bambu dalam mengembangkan berbagai potensi yang ada.
BAB II
JENIS DAN MANFAAT BAMBU
a. Jenis Bambu
Dari kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Wijaya, 1995), sedangkan di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis, tetapi tidak semua merupakan tanaman asli Indonesia. Terdapat 20 jenis tanaman bambu yang dapat dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu : Bambu Apus, Ampel, Andong, Betung, Kuning, Hitam (wulung), Talang, Tutul (loreng), Cendani, Cengkoreng, Perling, Tamiang, Loleba, Batu, Belangke, Duri (ori), Jepang, Gendong, Bali, dan bambu Pagar.
Tanaman bambu di Indonesia merupakan tanaman bambu simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul di dalam rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul (Sindusuwarno, 1993). Batang bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan dalam proses penebangannya. Jenis-jenis bambu tersebut banyak tumbuh di berbagai wilayah Indonesia, dan sudah sejak lama banyak ditanam oleh masyarakat khususnya di pedesaan sekitar rumahnya (pekarangan/kebun) untuk berbagai keperluan. Pada umumnya yang sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia antara lain adalah bambu tali, bambu petung, bambu andong, bambu hitam dan bambu duri.
Jenis bambu tersebut dipergunakan sesuai karakteristik dan peruntukannya, serta melalui berbagai proses agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Oleh karena itu budidaya tanaman bambu perlu untuk dikembangkan. Sehingga jenis-jenis bambu di Indonesia tetap dapat dipertahankan keberadaan maupun habitusnya guna mendukung berbagai industri dari bahan bambu, sekaligus mengembangkan pengelolaan hasil hutan bukan kayu lebih lanjut guna mendukung program pemberdayaan masyarakat melalui sector kehutanan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
b. Manfaat Bambu
Tanaman bambu dapat dipergunakan sebagai penguat tanah yang dapat menahan laju erosi pada lahan-lahan miring, karena bamboo memiliki akar yang kuat. Sementara rumpun bamboo member naungan dan keteduhan tersendiri bagi mahluk yang ada di bawahnya (BPDAS, 2006). Sedangkan batang dan ranting bambu dapat menahan lajunya angin yang menerpa sekitarnya. Oleh karena itu pohon bamboo memiliki manfaat yang banyak bagi kehidupan dan alam itu sendiri.
Secara turun temurun dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia bambu telah banyak memberikan peranan sangat penting. Hasil hutan bukan kayu yang berpotensi ini dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam kontruksi seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, pipa saluran air, tempat air, serta alat-alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan lain sebagainya. Beberapa jenis bambu akhir-akhir ini mulai banyak digunakan sebagai bahan industry supit, alat ibadah, serta barang kerajinan, peralatan dapur, topi, tas, kap lampu, alat musik, tirai dan lain-lain.
Dengan adanya perkembangan teknologi modern, bambu semakin banyak dimanfaatkan, dan bentuk-bentuk yang dihadirkan mengalami perkembangan yang pesat hingga menjadi komoditi ekspor non migas ke berbagai negara yang tentunya merupakan potensi yang besar dari hasil hutan bukan kayu khususnya dari bahan bamboo. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan oleh Badan Litbang Kehutanan, bambu juga dpat dimanfaatkan sebagai bambu lapis (sejenis kayu lapis) dengan mempergunakan bambu tali, bambu lamina yang berguna dalam pembuatan lemari, kursi dan sejenisnya, juga sebagai bambu arang yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi (Krisdianto, 2009)
Bambu memang banyak memiliki manfaat, dan bambu dengan segala potensinya mempunyai tempat tersendiri dalam kehidupan manusia yang dapat mendukung aspek ekologis, sosial dan ekonomi. Maka untuk mendukung potensi HHBK dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan perlu adanya kerjasama antar pihak terkait. Sehingga dikemudian hari bambu dapat dikelola secara optimal dan memberikan manfaat yang maksimal dengan aneka ragam bentuk sesuai dengan perkembangan teknologi itu sendiri.
BAB III
KERAJINAN BAMBU
Telah disebutkan dimuka bahwa bambu memiliki berbagai manfaat, dan telah lama dipergunakan oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun. Salah satu manfaat tersebut adalah sebagai bahan baku barang kerajinan. Kerajinan bambu yang akan diuraikan dalam tulisan ini merupakan salah satu hasil dari kelompok masyarakat yang berada di wilayah yang memiliki banyak tanaman bambu, yaitu Depok.
Sebagai kota yang sedang dalam perkembangan tentunya memiliki potensi-potensi yang perlu untuk diinformasikan, terlebih potensi tersebut timbul oleh adanya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan tanaman bambu yang merupakan hasil hutan bukan kayu yang masih perlu dikelola lebih lanjut sebagai mata pencaharian masyarakat sekitarnya. Terlebih produksi kerajinan bambu yang dihasilkan bisa dibilang dalam bentuk baru dan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan kerajinan bambu pada umumnya.
Kehadiran kerjinan bambu di Depok Jaya merupakan prakarsa sebuah sanggar yang ada di wilayahnya. Sanggar Gedek sebagai wadah generasi Depok kreatif melakukan upaya dalam memberikan sebuah wacana bagi masyarakat di sekitarnya dalam mengisi waktu senggangnya melalui melalui kegiatan kerajinan dari bahan bambu. Tentunya berharap kegiatan tersebut dapat memberikan peluang kerja dan usaha guna meningkatkan pendapatan ekonomi.
Kerajinan bambu tersebut berdiri sejak Mei 2010 dan telah mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta para budayawan maupun seniman dari berbagai kreatifitas Kota Depok. Hal tersebut saat diselenggarakannya Gelar Budaya dalam rangka Hari Lingkungan Hidup pada bulan Juni 2010. Tentunya merupakan langkah yang baik untuk kelangsungan selanjutnya dalam kegiatan kerajinan bambu oleh masyarakat Depok Jaya yang masih perlu adanya pembinaan dari para pihak terkait.
Bentuk-bentuk kerajinan bambu lahir dari ide-ide kreatif para seniman sanggar Gedek yang memang telah memiliki keahlian dalam mengolah bahan bambu menjadi benda yang lebih menarik, unik dan tentunya memiliki nilai seni tersendiri, baik sebagai benda pakai maupun benda hias tau asesoris, juga memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan manfaat bagi para perajin bambu tersebut.
Para perajin memanfaatkan beberapa jenis bambu dalam produk kerajinan seperti bambu hitam, andong, tali dan bambu apus. Hal tersebut mudah dikerjakan dan tentunya memberikan hasil yang baik dan menarik sesuai dengan keinginan maupun fungsi daripada benda dimaksud agar mudah diterima oleh para penggemar barang kerajinan khususnya dari bahan bambu.
Hasil kerajinan bambu memiliki aneka daya tarik baik yang bersifat natural dan etnis maupun dengan aneka corak warna serta bentuk yang menarik. Warna-warna cat maupun spidol dari kreatifitas para senimannya memberikan warna tersendiri. Sehingga kerajinan bambu tersebut memiliki daya tarik bagi orang yang melihatnya, karena bentuknya yang indah, unik, etnis namun terlihat exklusif, terlebih bentuk-bentuk kerajinan bambu itu masih sulit didapat di tempat lain atau di pasaran seperti asesoris yang kini menjamur di berbagai tempat penjualan barang kerajinan.
Adapun barang-barang kerajinan bambu yang tekah dihasilkan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Cangkir, bentuk ini memang menarik perhatian baik warna asli dari serat-serat bambu asli yang natural juga kombinasi dari hiasan berbagai warna hasil goresan desainernya. Memiliki berbagai ukuran yang disesuaikan dengan bahan yang bambu tersedia.
2. Vas bunga, memiliki komposisi yang berbeda dari bentuk vas bunga umumnya, baik yang berupa goresan pisau maupun kolase hasil tempelan potongan-potongan bambu yang memberikan kesan etnis dan exklusif benda tersebut.
3. Tas wanita, memiliki susunan bentuk menarik dari potongan-potongan bambu halus dengan tali yang juga dari untaian bambu yang dikombinasikan dengan manik-manik membuat benda tersebut semakin menarik perhatian bagi yang melihatnya.
4. Tempat pulpen/pinsil, bentuknya cukup sederhana namun menampilkan kesan antik dengan aneka gambar maupun teknik kolase sebagai kombinasi yang menarik perhatian dan baik sebagai hiasan meja kerja/belajar. Benda ini juga dapat berfungsi sebagai vas bunga.
5. Tempat sendok/garpu, potongan bambu yang sederhana ini diberi hiasan dengan aneka corak dan warna sehingga memiliki kesan tersendiri baik sebagai wadah sendok di meja makan maupun sebagai tempat tisu.
6. Kap lampu, bentuknya antik dan juga dapat berfungsi sebagai dekorasi ruang tamu atau ruang tidur yang dapat memancarkan aneka bentuk cahaya dari lubang-lubang yang ada pada potongan serta sayatan bambu yang tersusun dalam komposisi bentuk benda tersebut.
7. Gelang, benda ini juga berfungsi sebagai asesoris yang biasa dipakai oleh para wanita. Berbagai bentuk, warna, corak dan ukuran gelang diproduksi guna memenuhi selera pembeli baik yang memiliki kesan unik, etnis maupun kontemporer.
8. Kalung, hadir dalam bentuk untaian ranting-ranting bambu yang halus yang dikombinasi dengan potongan bambu yang telah dibentuk sedemikianrupa, sehingga memiliki kesan etnis yang menarik bersama aneka manik-manik sebagai komposisi agar lebih elegan bagi pemakainya.
9. Tempat perhiasan, memiliki bentuk yang antik namun menarik dan juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan karena dikombinasi dengan teknik kolase, sehingga terlihat etnis dan artistic.
10. Tempat rokok, bentuknya yang antik maka benda ini banyak disukai orang sebagai asesoris yang dipadukan dengan pakaian casual/santai.
11. Tempat handpone, karena bentuknya yang sederhana namun menarik perhatian maka benda ini juga bisa dimanfaatkan sebagai hiasan dirumah.
12. Asbak, bentuknya memang seperti asbak pada umumnya namun memiliki hiasan yang menarik, baik dgn lukisan batiknya atau komposisi aneka warna maupun tempelan-tempelan lain yang menambah uniknya benda tersebut.
13. Tempat korek, benda ini dibuat dengan aneka warna, motif maupun yang bersifat natural apa adanya dengan menonjolkan serat-serat bambu sehingga terlihat unik dan menarik.
14. Kipas, tak bedanya dengan kipas pada umumnya, namun karena bahannya terbuat dari bambu yang dibuat secara halus maka banyak diminati oleh kaum wanita khususnya ibu-ibu karena kuat dan mudah dibawa.
15. Ikat pinggang, merupakan rangkaian bilah-bilah bambu yang unik dan menarik perhatian baik yang polos maupun yang bermotif dengan teknik bakar, sehingga tampak etnis tapi elegan.
Produksi kerajinan bambu oleh kelompok masyarakat di Depok Jaya kiranya sebuah upaya yang perlu untuk dikembangkan lebih lanjut agar kegiatan tersebut dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat secara berkesinambungan bagi masyarakat di sekitarnya. Tentunya masih perlu adanya kerjasama dengan pihak lain terkait yang dapat memberikan pembinaan hingga kegiatan tetap dapat berjalan dengan baik hingga masa akan dating secara turun temurun.
Disisi lain tanaman bambu di wilayah Depok yang semakin berkurang habitusnya tentu dapat diperbanyak lagi tanaman bambu dengan aneka jenis yang bermanfaat bagi lingkungan, sehingga keseimbangan konservasi dan pemanfaatannya dapat terjaga dengan baik. Lahan-lahan yang kosong dan terlantar dapat dikelola secara optimal dengan tanaman bambu tersebut. Dan dipihak lain masyarakat dapat bekerjasama dengan pihak terkait dalam pengelolaannya agar lingkungan dapat bertahan secara lestari bersama peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar melalui kegiatan kerajinan bambu.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman bambu yang merupakan salah satu potensi hasil hutan bukan kayu yang bermanfaat bagi lingkungan dan kehidupan manusia di sekitarnya.
2. Bambu sudah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat di Indonesia secara turun temurun, baik sebagai bahan bangunan, peralatan rumah tangga, alat musik, kerajinan dan lain-lain
3. Dengan adanya kemajuan dan perkembangan teknologi bambu telah dimanfaatkan sebagai barang komoditi ekspor non migas ke berbagai negara dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
4. Manfaat bambu dapat mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan di dalam maupun disekitar hutan.
5. Kegiatan kerajinan bambu di Depok Jaya merupakan prakarsa kelompok seniman dalam memberikan wadah kegiatan kepada masyarakat di sekitarnya Dan bentuk-bentuk yang dihasilkan merupakan sesuatu yang bisa dibilang baru yang dapat menambah aneka ragamnya bentuk kerajinan khususnya dengan bahan baku bambu.
b. Saran-saran :
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dalam tulisan ini antara lain sebagai berikut :
1. Berbagai jenis tanaman bambu di Indonesia perlu untuk dipertahankan keberadaannya, dan perlu dikelola secara benar dan bijaksana agar lebih bermanfaat bagi kehidupan dan lingkungan di sekitarnya, karena bambu juga baik sebagai konservasi yang dapat menahan tanah serta dapat sebagai peneduh.
2. Bambu sebagai hasil hutan bukan kayu memiliki potensi yang besar untuk berbagai pemanfaatan yang berguna bagi kehidupan, dan dapat dijadikan komoditas ekspor non migas untuk kesejahteraan masyarakat
3. Kegiatan kerajinan bambu secara turun temurun perlu untuk dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut sehingga hasil hutan bukan kayu tersebut dapat memberikan nilai ekonomi tersendiri bagi Negara dan bangsa Indonesia.
4. Perlu adanya kerjasama dari pihak-pihak terkait dalam pengelolaan dan pengembangan potensi bambu dengan segala manfaatnya, sehingga dapat mendukung program pemberdayaan masyarakat di dalam maupun di sekitar hutan.
5. Kegiatan kerajinan bambu di Depok Jaya masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut, tentunya kerjasama dan perhatian dari pihak terkait yang dalam hal ini Pemda setempat agar kegiatan yang diprakarsai oleh para seniman tersebut dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. (Yantoto, jan,2011)
KEGIATAN PERAJIN BAMBU DI DEPOK JAYA